Sumur Tua Situs Sejarah Kesultanan Asahan di Sei Dadap Digali

Share this:
Sumur tua di Sei Dadap Asahan yang diduga sebagai situs sejarah lokasi pemakaman massal keluarga Kesultanan Asahan korban revolusi sosial 1946.

SIMPANG EMPAT, ASAHAN.BENTENGTIMES.com – Sumur tua di Afdeling VI PTPN III kebun Sei Dadap, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, yang menjadi situs sejarah Kesultanan Asahan akan digali, Senin (29/4/2018) mendatang.

Informasi diperoleh, sumur tua itu merupakan tempat pembuangan/kuburan massal keluarga Kesultanan Asahan yang menjadi korban Revolusi Sosial Tahun 1946.

Ketua Panitia Indra Syah menjelaskan, penggalian ini sempat tertunda karena kendala yang terjadi, yakni Pemkab Asahan belum memberi izin penggalian di titik lokasi Afdeling VI PTPN III kebun Sei Dadap, Kecamatan Simpang Empat.
Sebelumnya, undangan dan jadwal kegiatan mengenai penggalian dan pemakaman kembali korban Revolusi Sosial 1946 Kesultanan Asahan di Sumur Simpang Empat, Asahan, ke Masjid Raya Sultan Achmadsyah Tanjungbalai, tersebar.

Di lokasi terlihat sejumlah karyawan perkebunan PTPN III menutup akses menuju titik penggalian dengan alasan menunggu perintah pimpinan.

Untuk diketahui, lokasi ini diduga kuburan korban Revolusi Sosial 1946 di kawasan Afdeling VI PTPN III, akan digali Tim Lembaga Budaya Melayu Tuah Deli dan Kesultanan Asahan.

Awalnya rencana penggalian mulai dilaksanakan Kamis (29/3/2018), dan dimakamkan kembali di komplek Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Kota Tanjungbalai. Penggalian ini merupakan inisiatif dari keturunan para korban revolusi sosial 1946.

“Guna mengungkap kebenaran dan menggali sejarah bahwa pernah terjadi pembantaian besar-besaran di Sumatera Timur atau sering disebut revolusi sosial,” kata Indra Syah.

Indra menyebutkan, proses penggalian akan berlangsung tiga hari mulai dari pembersihan lokasi, persiapan penggalian, pembacaan doa dan ritual adat penggalian, penggalian dan pemberangkatan jenazah ke Mesjid Raya Sultan Ahmadsyah, di Tanjungbalai.

Selanjutnya pelaksanaan fardhu kifayah (sholat jenazah), takziah keluarga dan kerabat, pemakaman kembali di komplek Masjid Raya Sultan Ahmadsyah, dan terakhir doa.

“Direncanakan kegiatan kita lakukan tidak terlepas dari keinginan keturunan para korban yang ingin orangtua mereka dimakamkan secara syariat Islam melalui fardhu kifayah,” ujar Indra Syah.

Terpisah, Tengku Alexander yang merupakan keturunan kerabat Kesultanan Asahan membenarkan jika hari Senin (29/4/2018) akan dilakukan penggalian sumur tempat pemakaman massal korban revolusi.

Menurut Tengku Alexander, yang pertama kali dilakukan adalah menyedot /mengeringkan air di dalam sumur sebelum dilakukan penggalian.

Share this: