SEI KEPAYANG, BENTENGASAHAN.com– Sejumlah warga meragukan kualitas pengerjaan proyek peningkatan jalan dengan cor beton di Simpang Sei Mustafa, Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan. Mereka juga meminta Pemkab Asahan agar tidak membayar proyek tahun anggaran (TA) 2018, sebelum meneliti kembali kondisi proyek apakah sesuati dengan besteknya.
Leman, salah seorang warga Desa Sei Paham, saat dihubungi BENTENG ASAHAN (asahan.bentengtimes.com), menuturkan bahwa sebagai masyarakat awam memang tidak paham bestek, namun dari amatan mereka jalan cor beton yang baru selesai itu sebagian sudah mengalami retak-retak.
“Kami memang tidak paham bestek. Tapi yang kami lihat, sebagian bahu jalan rusak retak,” ujarnya.
Ia menuturkan, sejak awal sebenarnya mereka sudah curiga jika kualitas proyek peningkatan jalan dengan cor beton itu diragukan. Itu sebabnya mereka melayangkan protes lewat menggelar aksi di lokasi proyek. Namun protes warga itu tidak direspon dan proyek tetap dilanjutkan.
Menanggapi hal itu, Jaringan Sihotang, Koordinator Daerah Indonesian Corruption Watch (ICW) Tanjungbalai Asahan, mengatakan, Pemkab Asahan seharusnya menanggapi protes warga. Menurut Jaringan, wajar jika warga bersikap demikian apalagi tekstur jalan di kawasan itu termasuk berlumpur dan bergambut. Sehingga kalau dikerjakan secara asal-asalan bisa jadi proyek tersebut tidak dapat bertahan lama.
“Oleh karena itu, kita berharap kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Asahan agar segera meneliti ulang kualitas dari proyek peningkatan jalan dengan cor beton di Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang tersebut,” pungkas Jaringan.
Baca: Trotoar Beralih Fungsi, Hak Pejalan Kaki Dirampas tapi Pemko Tanjung Balai Diam Saja
Seperti diketahui, proyek peningkatan jalan dengan konstruksi cor beton di Simpang Sei Mustafa, Desa Sei Paham, Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan tersebut, dikerjakan sejak tanggal 15 Agustus hingga 5 Desember 2018, dengan biaya Rp965 juta lebih.
Akan tetapi, sejak dimulainya pekerjaan, masyarakat setempat sudah beberapa kali melakukan aksi protes agar pekerjaan diperbaiki karena pelaksanaan pekerjaan disinyalir sarat dengan penyimpangan mulai dari campuran cor beton yang tidak memakai takaran serta tidak adanya plastik sebagai tikar di bahagian dasar jalan.
Baca: Pengerjaan Proyek Peningkatan Jalan Pendidikan Tanjungbalai Diduga Asal-asalan
Namun, walaupun diwarnai dengan aksi protes dari warga setempat, pekerjaan tetap berlanjut tanpa adanya upaya dari pihak Pemkab Asahan untuk mengevaluasi kualitas pekerjaan.