KISARAN, BENTENGASAHAN.com– Internal Partai Gerindra Kabupaten Asahan sedang tidak solid. Ketua DPC-nya Baharuddin Harahap dituding melakukan pemalsuan tanda tangan. Kemudian, 15 pengurus PAC pada Maret 2019, disebut telah mengeluarkan penyataan sikap mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Baharuddin Harahap.
Tak hanya itu, sebanyak empat pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra di Kabupaten Asahan telah melaporkan Ketua DPC Partai Gerindra Baharuddin Harahap ke pihak kepolisian, pada Selasa (30/4/2019) lalu. Keempatnya adalah Ketua PAC Air Joman Elfian, Ketua PAC Rawang Panca Arga Rusli, Ketua PAC Kecamatan Simpang Empat Muhammad Tohir Sitorus, dan Ketua PAC Kecamatan Tanjungbalai Akmal Sinaga.
Dalam laporan itu, Baharuddin diduga telah memalsukan tanda tangan untuk keperluan mencairkan dana pendidikan Partai Gerindra dari Pemkab Asahan.
“Ya, kami ada empat orang ketua PAC Partai Gerindra di Asahan membuat laporan ke Polres,” ujar Ketua PAC Air Joman Elfian, Sabtu (4/5/2019).
Baca: Caleg Gerindra dan Timsesnya di Tanjungbalai Kena OTT Money Politics
Baca: 11 Anggota DPRD Tanjungbalai ‘Sengaja’ Absen Saat Walikota Hadir di Paripurna
Menurut Elfian, pada tahun 2018, Partai Gerindra ada melakukan pencairan dana dari Kesbang Kabupaten Asahan, melalui Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah Pemkab Asahan. Dijelaskan, salah satu syarat dilakukan pencairan yaitu harus melampirkan dokumen kegiatan berupa pendidikan politik di setiap PAC yang ditanda tangani masing-masing ketua PAC.
Namun, kata Elfian, hingga saat ini kepengurusan DPC Partai Gerindra di bawah kepemimpinan Baharuddin Sinaga sama sekali tidak pernah melakukan pendidikan politik.
“Sejak tahun 2018, pendidikan politik nggak pernah ada lagi,” ucap Elfian.
Baca: Aneh tapi Nyata, 670 Orang yang Telah Meninggal Dunia Terdaftar di DPT
Baca: Zahir-Oky Resmi Jabat Bupati dan Wakil Bupati Batubara, Tentang Pilres Ini Pesan Edy
Akibatnya, sambung Elfian, sebanyak 15 pengurus PAC Partai Gerindra di Asahan pada Maret 2019, telah mengeluarkan surat penyataan sikap berupa mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Baharuddin Harahap. Sikap itu mereka lakukan, karena kondisi seperti ini tidak pernah terjadi ketika partai mereka dipimpin ketua-ketua sebelumnya.
“Kalau dulu, pendidikan politik selalu terlaksana,” ujarnya.