Kakao Asahan Ketiga Terbaik di Dunia

Share this:
Ist
Petani kakao sedang melakukan perawatan terhadap buah kakao miliknya.

ASAHAN, BENTENGASAHAN.com – Kabupaten Asahan pernah terkenal sebagai sentra kakao (coklat). Biji kakao yang dihasilkan memiliki mutu terbaik karena didukung letak geografis dan kandungan tanahnya.

Kualitas biji kakao Asahan terbaik ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana.

Hal itu diungkapkan Manajer UD Asco Jaya Kisaran, Elyan Amstrong baru-baru ini. Menurutnya, beberapa kecamatan di Asahan merupakan penghasil kakao terbanyak seperti Kecamatan Air Joman, Tinggi Raja, Air Batu, dan Bandar Pulau. Sedangkan PH tanah dan suhu di wilayah tersebut sangat cocok dengan tanaman kakao.

“Biasanya dalam sebulan, kami berhasil mengumpulkan 800-900 ton biji kakao dari Asahan, dan sebagian besar di supply dari empat kecamatan itu,” ucapnya.

Namun Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) 67/2010 (Pemenkeu) 67/2010 tentang pajak biji kakao yang diekspor mencapai 10 persen, sangat berdampak dengan produksi kakao di Asahan.

Elyan menambahkan, penghasilan petani menurun drastis hingga 50 persen sejak diberlakukannya Permenkeu itu. Hal ini disebabkan dana perawatan dan harga jual tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh para petani. Kini usaha yang dikelolanya hanya bisa menghasilkan 300-400 ton per bulan.

“Memang peraturan tersebut sangat membebani petani. Oleh sebab itu, pada bulan Oktober 2010 peraturan itu akan dievaluasi oleh Memperindag dan Menteri Ekonomi di Jakarta. Bila peraturan itu dibatalkan atau pajaknya dikurangi maka, petani kakao Asahan akan lega. Karena harga akan kembali stabil,” ungkap Eliyan.

Untuk saat ini, kata Elyan, harga kakao hanya 18 ribu per kilogram dan nilai itu belum sebanding dengan perawatan yang mereka keluarkan. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian pemerintah terhadap petani dengan memberikan sudsidi pupuk. Sehingga mereka tidak beralih dengan tanaman lainnya yang bisa berdampak buruk bagi pasaran kakao di Asahan.

“Bila petani beralih ke tanaman lain selain kakao, maka sangat disayangkan. Karena tanah dan suhu udara di Asahan sangat cocok dengan tanaman tersebut,” ungkap Elyan.

Bupati Asahan, Drs H Taufan Gama Simatupang juga pernah menyatakan, petani diharapkan mempertahankan tanaman kakao, karena tanaman tersebut lebih baik dari tanaman lainnya.

Namun sejak diterapkannya Permenkeu itu, para petani di Kecamatan Tinggi Raja yang dulunya menjadi sentra tanaman kakao kini mulai beralih fungsi ke tanaman lain seperti sawit.

Share this: