Paham Radikalisme Masih Ada di Tanjungbalai, Kapolres: Kita Minimalisir!

Share this:
TIUS SIAGIAN-BMG
Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai saat memimpin focus group discussion di Aula Pesat Gatra Polres Tanjungbalai, Jumat (25/1/2019). Hadir Ketua MUI Kota Tanjungbalai H Syahron Sirait, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda. 

TANJUNGBALAI, BENTENGASAHAN.com– Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai mengungkapkan bahwa paham radikalisme masih ada di Kota Tanjungbalai. Tahun 2019 ini, mudah-mudahan dapat diminimalisir demi terselenggaranya Pileg dan Pilpres 2019 yang aman, damai dan sejuk.

Hal itu disampaikan Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai saat memimpin Focus Group Discussion (FGD) di Aula Pesat Gatra Polres Tanjungbalai, Jumat (25/1/2019). Diskusi itu mengambil thema “Dengan Semangat Persatuan dan Kesatuan, Kami Masyarakat Kota Tanjungbalai Menolak Kontra Radikal dan Siap Mensukseskan Pileg dan Pilpres 2019 yang Aman, Damai dan Sejuk.

Menurut Irfan, semua kegiatan FGD, simulasi pengamanan Pilpres maupun deklarasi masuk dalam database Mabes Polri. Oleh karena, Tanjungbalai rangking pertama daerah intoleran di Indonesia, maka seluruh kegiatan paham radikalisme maupun pola keamanan terkait pengamanan Pileg dan Pilpres 2019 dipantau langsung oleh puluhan media dan Divisi Humas Mabes Polri.

BacaTembak Mati Teroris, Polisi Sita Peluru dan 5 Kontainer Berisi Bahan Peledak

Sebagai pemateri pertama, Kasat Intel Polres Tanjungbalai AKP Usrat Aminullah mengungkapkan bahwa Densus 88 Anti Teror dalam beberapa bulan lalu telah melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap kelompok Radikal di Kota Tanjungbalai. Ia menyebutkan, terdapat 12 orang diduga terlibat kelompok pengajian radikal di Kota Tanjungbalai, dan 4 orang diantaranya sudah dilakukan tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia.

“Sistem perekrutan dalam suatu kelompok radikal, antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya tidak bisa dilepas,” ujar Usrat.

Share this: