TANJUNGBALAI, BENTENGASAHAN.com– Ratusan Guru SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) mengaku kecewa pada Walikota Tanjungbalai HM Syahrial. Sedikitnya, mereka dua kali kecewa pada orang nomor satu di Kota Tanjungbalai itu.
Pertama, kecewa karena sampai ini tunjangan tambahan penghasilan daerah (TTPD) untuk tenaga pendidik sampai sekarang belum cair. Kedua, berharap bisa ketemu langsung dengan Walikota HM Syahrial di balai Kota Tanjungbalai, Rabu (17/10/2018), tidak berhasil.
Meski demikian, guru-guru itu tidak berputus asa. Sebaliknya, mereka justru mengancam mogok mengajar apabila Walikota Tanjungbalai tidak menunaikan janjinya mencairkan tunjangan tambahan penghasilan daerah bagi para tenaga pendidik.
“Kalau tuntutan kami tidak dipenuhi, maka jangan salahkan jika kami mogok dalam kurun waktu lama,” tegas salahseorang Guru Eza Budiono, dalam orasinya di depan Kantor Walikota Tanjungbalai.
Eza Budiono mengungkapkan kekesalannya karena tidak bisa bertemu langsung walikota.
“Kami menagih janji pak wali yang telah disampaikan pada peringatan Hari Guru tahun lalu, akan mencairkan TTPD,” ungkapnya.
Amatan BENTENG ASAHAN (asahan.bentengtimes.com), para guru tampak menggelar aksi di depan gerbang Kantor Walikota Tanjungbalai. Semula mereka berniat masuk ke kantor walikota, namun dicegah puluhan petugas Satpol PP yang berjaga-jaga di depan gerbang.
(Baca: Pekan Depan, Polemik Pemecatan 14 Guru Honorer SMKN 2 Kisaran Kembali Dibahas)
(Baca: Gelar FGD: Perguruan Tinggi di Sumut Harus Gali Potensi Perekonomian)
Salahseorang guru bernama Rismaniar Marpaung SPd, bertindak sebagai orator aksi mendesak Walikota Tanjungbalai datang menemui mereka guna membicarakan masalah pencairan tunjangan kesejahteraan guru yang tidak dicairkan. Akan tetapi, desakan para guru itu tidak tercapai dengan alasan Walikota Tanjungbalai sedang berada di luar kota.
Saat itu sempat ada upaya mediasi yang diinisiasi Plt Kasatpol PP Kota Tanjungbalai Burhanuddin Panjaitan. Tapi arahan Kasatpol PP akan dipertemukan dengan Sekda dan Asisten I Pemko Tanjungbalai ditolak para guru.
“Kami mau ketemu walikota,” seru para guru serentak.
Setelah beberapa lama melakukan aksi di depan Kantor Walikota Tanjungbalai, namun gagal bertemu dengan Walikota HM Syahrial, kemudian para guru bergerak menuju Kantor Dinas Pendidikan, Kota Tanjungbalai.
(Baca: Pemko Tanjungbalai Terima 316 CPNS, Ini Rincian Formasinya)
(Baca: Malam Minggu Kelabu, 5 Pasangan Bukan Suami Istri Dibawa ke Polres)
Sepanjang perjalanan, para guru mendapat pengawalan personil kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja. Tiba di Kantor Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai, Jalan Gaharu, para guru kembali menggelar aksi. Namun hingga beberapa saat menggelar aksi, kepala dinas tak kunjung muncul karena alasan yang sama sedang urusan dinas luar kota.
(Baca: Tim Saber Diminta Usut Pengutipan Dana Oleh Komite Sekolah di Tanjungbalai)
(Baca: Program Bedah Rumah di Tanjungbalai Diduga Jadi Bancakan Elit Parpol Penguasa)
Untuk diketahui, para guru-guru itu sebenarnya sudah berdialog dengan Walikota Tanjungbalai HM Syahrial, bertempat di Aula I Kantor Walikota Tanjungbalai, pekan lalu. Saat itu telah disepakati, pihak Pemko Tanjungbalai bersama perwakilan guru akan bersama-sama ke Kantor BPK Perwakilan Sumatera Utara, untuk mempertanyakan peraturan berlaku tentang pemberian Tunjangan Tambahan Penghasilan Daerah bagi tenaga pendidik.
Tapi tanpa diketahui alasannya, pihak guru membatalkan secara mendadak rencana keberangkatan ke BPK Perwakilan Sumatera Utara tersebut.