TANJUNGBALAI, BENTENGASAHAN.com– Baru-baru ini sejumlah media di tanah air telah merilis pemberitaan tentang Indeks Kota Toleran (IKT) 2018 yang diterbitkan oleh Setara Institute. Pemberitaan tersebut terkait pemberian penghargaan Kota Toleran 2018 atas penilaian yang dilakukan oleh Setara Institute terhadap 94 kota di seluruh Indonesia pada Jumat (7/12/2018) lalu di Jakarta.
Hasilnya, Kota Tanjung Balai dengan nilai 2,817 menjadi kota paling tidak toleran (intoleran) di Indonesia, menggeser posisi DKI Jakarta yang pada tahun sebelumnya (2017) adalah sebagai kota paling tidak toleran (intoleran) di Indonesia. Setelah Kota Tanjung Balai disusul Banda Aceh 2,830, DKI Jakarta 2,880, Cilegon 3,42, Padang 3,450, Depok 3,490, Bogor 3,533, Makassar 3,637, Medan 3,710, dan Sabang 3,757 sebagai kota paling tidak toleran (intoleran) di Indonesia 2018 versi Setara Institute.
Sementara, pada tahun 2017 lalu, posisi kota paling tidak toleran (intoleransi) tersebut ditempati DKI Jakarta disusul Banda Aceh, Bogor, Cilegon, Depok, Yogyakarta, Banjarmasin, Makassar, Padang, dan Mataram.
Berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2018 yang diterbitkan Setara Institute tersebut, ada empat variabel yang digunakan sebagai alat ukur indikator toleransi dalam tata kelola kota, yaitu regulasi pemerintah kota, tindakan pemerintah, regulasi sosial dan demografi agama.
(Baca: 26 Desember, Perayaan Natal Oikumene Tanjung Balai)
(Baca: Pemko Tanjungbalai Apresiasi HKBP Turut Sukseskan Program Pembangunan Nasional)
Berdasarkan hasil survei yang diterbitkan oleh Setara Institute tersebut, sontak membuat sejumlah warga Kota Tanjung Balai terkejut. Alasannya, karena penilaian yang diterbitkan oleh Setara Institute tersebut dinilai bertolak belakang dengan kondisi Kota Tanjung Balai yang sebenarnya.
“Sebagai kota kecil dengan penduduknya yang heterogen, penilaian sebagai kota yang paling tidak toleran (intoleran) tersebut patut dipertanyakan. Kita berharap, Pemko Tanjung Balai dapat menindak lanjuti penilaian dari Setara Institute karena bisa berdampak buruk kepada perekonomian masyarakat di Kota Tanjung Balai,” ujar Taufik Hidayat, salah seorang aktivis Kota Tanjung Balai, kepada BENTENG ASAHAN (asahan.bentengtimes.com), Minggu (9/12/2018).
(Baca: Polres Tanjungbalai Gelar Doa dan Aksi Solidaritas Untuk Gempa Palu dan Donggala)
(Baca: AKBP Faisal ke Penderita Tumor: Bagi Tuhan Tiada Yang Mustahil, Teruslah Memohon!)
Menurut Taufik, jika hasil survei Setara Institute tersebut benar, maka pemerintah daerah harus secepatnya melakukan upaya untuk meminimalisasi potensi intoleransi tersebut.
10 Kota paling intoleran di Indonesia
1. Tanjung Balai dengan nilai 2,817.
2. Banda Aceh 2,830
3. Provinsi DKI Jakarta 2,880
4. Cilegon 3,420
5. Padang 3,450
6. Depok 3,490
7. Bogor 3,533
8. Makassar 3,637
9. Medan 3,710
10. Sabang 3,757