Harga Eceran Gas Elpiji Bersubsidi Tembus Rp30 Ribu per Tabung

Share this:
TIUS SIAGIAN-BMG
Selain harga tembus Rp30 ribu per tabung, gas elpiji 3 kilogram ini juga dijual bebas dari pangkalan ke pengecer. Tampak pada foto, sepeda motor tiga roda sedang mengangkut tabung gas bersubsidi dari pangkalan ke toko pengecer, Rabu (3/10/2018).

TANJUNGBALAI, BENTENGASAHAN.com– Bertahun-tahun lamanya, masyarakat miskin di Kota Tanjungbalai mengeluh karena harus membeli gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram (kg) melebihi dari harga Rp16 ribu per tabung, sebagaimana dengan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang telah ditetapkan pemerintah. Hal itu disebabkan lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungbalai maupun aparat penegak hukum dan terkesan, sengaja ‘tutup mata’.

Bahkan, pada hari Rabu (3/10/2018), di sejumlah kelurahan di Kota Tanjungbalai, harga tebusan dari gas elpiji melon bersubsidi tersebut sudah mencapai Rp30 ribu per tabung. Seperti halnya di kelurahan yang ada di Kecamatan Sei Tualang Raso, Kota Tanjungbalai.

“Kemarin, harga gas ukuran 3 kilogram ini masih Rp28 ribu per tabung, akan tetapi, hari ini sudah naik menjadi Rp30 ribu per tabung. Karena tidak ada pilihan lain, walaupun harganya sangat mahal, kita beli jugalah,” ujar Ilham dan sejumlah warga lainnya di Kecamatan Sei Tualang Raso, Kota Tanjungbalai.

Hal senada diungkapkan warga lainnya di Kecamatan Teluk Nibung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kecamatan Datuk Bandar, dan di Kecamatan Tanjungbalai Utara. Sejak beberapa tahun lalu, harga HET Rp16 ribu per tabung yang ditetapkan pemerintah untuk elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram hanya ada di atas kertas.

(Baca: Petaka Gas Bocor Berujung Buyarnya Pesta Sunatan, 13 Korban Luka Bakar)

(Baca: Ternyata yang Bobol Kantor Lurah Sei Merbau Itu Kandar)

Taufik Hidayat, salah seorang warga Kelurahan Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur berharap agar Pemko Tanjungbalai segera menertibkan tata niaga penyaluran gas melon bersubsidi tersebut di pasaran. Soalnya, keresahan dan kekecewaan dari masyarakat akibat tingginya harga tebus dari gas melon bersubsidi tersebut sudah berlangsung cukup lama.

“Dalam situasi ekonomi yang serba sulit sekarang ini, tingginya harga tebus gas LPG ukuran 3 kilogram tersebut sangat membebani masyarakat apa lagi masalah tersebut sudah berlangsung cukup lama. Untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial di tengah-tengah masyarakat, Pemko Tanjungbalai harus cepat tanggap dengan melakukan penertiban terhadap agen dan pangkalan yang menyebabkan terjadinya harga tebus gas elpiji melon yang mencekik leher tersebut,” kata Taufik Hidayat.

Share this: