TANJUNGBALAI, BENTENGASAHAN.com– Jumlah pasien korban covid-19 di Sumatera Utara, akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan kasus secara signifikan mendorong Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi untuk menggelar rapat koordinasi (rakor) secara virtual dengan pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera Utara, termasuk dengan Walikota Tanjungbalai HM Syahrial.
Edy mengungkapkan, kondisi saat ini sangat memprihatinkan, bukan hanya di Sumut, tetapi juga Indonesia. Dikatakan Edy, di Jakarta ada pasien covid-19 yang harus dirawat di kursi roda, tidak di tempat tidur lagi karena tempat tidur perawatan sudah habis. Di Medan, rumah sakit juga sudah hampir penuh.
“Jadi, kabupaten/kota perlu tingkatkan prokes dan kemampuan merawat pasien, tidak semua dikirim ke Medan,” pinta Edy Rahmayadi, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 di Provinsi Sumut secara virtual dari Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Senin (25/1/2021).
Menurut Edy, peningkatan kasus covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) yang terjadi dalam dua pekan terakhir ini merupakan dampak dari berkurangnya kedisiplinan protokol kesehatan (Prokes) saat akhir tahun lalu hingga awal tahun 2021. Dikatakan, rata-rata jumlah penambahan konfirmasi positif covid-19 pada 14 hari terakhir sebesar 85,3 kasus per hari dan penambahan kasus positif terus meningkat 88 kasus pada 24 Januari 2021.
Baca: Kapolda Martuani: Covid-19 Tidak Pandang Jabatan, Usia, Pakai Maskermu!
Baca: Pulang Saat Malaysia Masih Lockdown, 119 TKI Kelaparan 3 Hari Terdampar di Lautan
Karena itu, Edy Rahmayadi meminta kepada seluruh kabupaten/kota untuk kembali memperkuat prokes dan fasilitas kesehatan. Pada Rakor virtual yang dihadiri kepala daerah kabupaten/kota se-Sumut tersebut, Edy Rahmayadi juga meminta setiap kepala daerah membuat langkah yang nyata dalam pencegahan dan pengendalian kasus covid-19 karena beberapa bulan terakhir, berbagai daerah di Sumut dinilai telah menurun kedisiplinannya mencegah penyebaran Covid-19.
“Saya harap kepala daerah memahami kondisi saat ini. Kita perlu ambil langkah yang konkret. Lakukan kembali hal-hal seperti saat pertama kita terkena wabah ini, jangan kendur! Saya yakin, bila bersama kita bisa melewati ini,” ujar Edy yakin.
Diinformasikan juga bahwa per tanggal 24 Januari, kasus di Kota Medan sudah mencapai 9.927 dengan pertambahan kasus baru 56 orang. Sedangkan, Deliserdang 2.527 kasus dengan pertambahan kasus 15 orang. Ini membuat Edy Rahmayadi cukup prihatin, karena Medan lebih sering dijadikan muara bagi daerah untuk perawatan penanganan pasien covid-19.
Oleh sebab itu, dia meminta seluruh pihak melakukanlah penyekatan, melakukan perawatan di daerah. Ia mengingatkan, bisa dikirim ke sini (Medan) bila kondisinya berat. Dia menjamin akan menyiapkan perawatan.
“Bayangkan di Medan, ada pasien dari seluruh kabupaten/kota di Sumut, bahkan dari Aceh, Riau, Kalimantan. Kita khawatir rumah sakit di Medan tidak cukup kapasitasnya karena melihat pertambahan kasus yang cukup signifikan 14 hari terakhir,” kata Edy, yang saat itu terlihat didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut Alwi Mujahit.
Selain peningkatan prokes 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilisasi, Edy Rahmayadi berpesan agar memperhatikan Bed Occupancy Rate (tingkat kemanfaatan tempat tidur) dengan meningkatkan kapasistas tempat tidur di RS rerata 30-40 persen. Menurunkan angka kematian dengan cara tidak terlambat dalam melakukan test PCR dan tes PCR bagi seluruh Tenaga Kesehatan (Nakes) dua minggu sekali.
Baca: Operasi Zebra Toba di Tanjungbalai, Sat Lantas Imbau Peningkatan Disiplin Prokes
Baca: Tanjungbalai Masuk Zona Merah Penyebaran Covid-19
Edy Rahmayadi juga berpesan agar kabupaten/kota laksanakan program vaksinasi termasuk pendataan, sosialisasi dan menyiapkan dana.
“Diminta kepada Bupati/Walikota memastikan ketersediaan dana untuk proses vaksinasi masing-masing sebesar 4 persen dan dana DAU (Dana Alokasi Umum) dan bagi hasil yang diterima dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Terkait vaksin, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit menambahkan saat ini vaksin masih diutamakan untuk tenaga kesehatan (Nakes). Setelah itu, gelombang berikutnya adalah masyarakat dengan risiko tinggi seperti polisi, Aparatur Sipil Negara yang banyak berhubungan dengan masyarakat, pegawai bank, dan lainnya.
“Belum ke masyarakat secara langsung. Kita masih menunggu informasi selanjutnya. Sekarang, Nakes diutamakan, setelah itu kelompok masyarakat yang berisiko tinggi dan kemudian yang berisiko rendah,” terang Alwi, saat video conference.
Baca: Presiden Jokowi Divaksin Covid-19: Tidak Terasa Sama Sekali
Baca: Patroli Bersama Mendisiplinkan Warga Patuhi Protokol Kesehatan di Tanjungbalai
Selain Kepala Daerah se-Sumut Rakor virtual ini juga dihadiri Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, Koordinator Medis dan Paramedis Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Restuti Hidayani Saragih dan LO BNPN untuk Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Dahlan Harahap. Selain itu, Rakor virtual ini juga dihadiri Kadis Kesehatan kabupaten/kota se-Sumut dan OPD terkait.